Rasa Cinta Tanah Air dari Sang Pejuang Indonesia
Tanah air kita yang merdeka ini terlahir dengan berbagai usaha, kerja keras, dan pengorbanan yang besar dari para pejuang negeri ini. Dalam perjuangannya meraih kemerdekaan Indonesia itu, mereka melewati berbagai tantangan yang tak pernah mereka hiraukan demi kemakmuran bangsa ini. Dalam sejarah, nama-nama para pejuang tersebut masih melekat di pikiran kita hingga saat ini, dan tentunya harus terus seperti itu. Salah satu nama tersebut yakni seorang anggota aktif BPUPKI. Beliau juga pernah menjabat sebagai menteri luar negeri Indonesia yang pertama.
Beliaulah Ahmad
Soebardjo. Memiliki nama lengkap Mr, Ahmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Nama
pertamanya sebenarnya bukan seperti itu. Beliau memiliki nama Teuku Abdul Manaf
pada mulanya. Nama tersebut diberikan oleh ayahnya sewaktu beliau kecil.
Sedangkan nama Ahmad soebardjo diberikan oleh ibunya pada saat beliau sudah
dewasa. Selain dua nama tersebut, beliau juga memiliki nama belakang yakni Djojoadisoerjo.
Nama belakang tersebut beliau tambahkan sendiri saat beliau dipenjara di Ponorogo
karena peristiwa 3 Juli tahun 1946.
Ahmad soebardjo dilahirkan di Teluk Jambe, Karawang, Keresidenan Batavia pada 23 Maret 1896. Beliau adalah putra dari ayahnya yang bernama Teuku Muhammad Yusuf yang masih keturunan Aceh dan Pidie. Sedangkan Ibu beliau bernama Wardinah, seorang keturunan Jawa-Bugis. Semasa menjadi anak Sekolah Menengah Atas, beliau bersekolah di Hogere Burger School pada tahun 1917. Setelah berhasil lulus dari Hogere Burger School tersebut, beliau melanjutkan pendidikannya di Universitas Leiden, Belanda dan memperoleh gelar Meester in de Rechten di bidang undang-undang pada tahun 1933 atau setara dengan sarjana hukum.
Semasa
mudanya, Ahmad soebardjo tidak hanya menjadi pemuda yang pasif. Selama ia
menjadi mahasiswa, beliau sudah aktif di beberapa organisasi yang berkecimpung memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia. Diantara berbagai organisasinya yaitu Jong Java dan
persatuan mahasiswa Indonesia yang ada di Belanda. Ahmad soebardjo juga
memberikan kontribusi yang beliau miliki dalam peristiwa Rengasdengklok. Yakni
peristiwa yang menjadi cikal bakal kemerdekaan Indonesia.
Dalam peristiwa
Rengasdengklok yang terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 tersebut, golongan
muda menginginkan agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia sebab pada waktu itu Jepang sudah menyerah kepada sekutu. Mulanya,
golongan tua yang salah satunya beranggotakan Ahmad soebardjo tidak setuju
dengan keinginan dari golongan muda, namun akhirnya mereka (golongan muda dan
tua) berunding untuk menyetujui kemerdekaan Indonesia. Pada Februari 1927,
beliau bersama beberapa pemuda dari Indonesia yang sedang menuntut ilmu di
Belanda, menghadiri forum bernama “Liga Anti Imperialisme dan Penindasan” yang
saat itu dilaksanakan di Brussel, Belgia.
Selain aktif di berbagai
organisasi seperti Jong Java dan persatuan mahasiswa Indonesia, beliau juga aktif
dalam organisasi Tri Koro Dharmo. Setelah menempuh pendidikan di Universitas
Leiden, Ahmad soebardjo kembali ke Indonesia dan menemukan fakta bahwa tidak
adanya kegiatan politik yang berjalan di Indonesia dan tidak banyak yang
melakukan perlawanan terhadap kolonial Belanda. Hal itu membuat beliau gemas
dan ingin semakin ingin memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Peran Ahmad soebardjo
dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia sangatlah penting. Beliau
juga merupakan salah satu penggerak nasional Indonesia yang bergerak untuk
membantu pergerakan kemerdekaan Indonesia. Sejak di masa mudanya, beliau telah memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air yang tinggi. Ditambah lagi dengan berbagai
teman-teman beliau yang berasal dari berbagai suku dan bangsa sehingga membuat
beliau merasakan apa artinya perbedaan yang harus disatukan menjadi satu
seperti semboyan Bhinneka Tunggal Ika bangsa Indonesia.
Terwujudnya Indonesia yang merdeka hingga detik ini membuktikan bahwa perjuangan para pejuang tidaklah sia-sia. Tanpa mereka, kita tidak akan sampai pada titik dimana bangsa Indonesia menjadi seperti sekarang. Oleh karena itu, sebagai generasi muda, hendaknya kita senantiasa menjadi pengingat masyarakat Indonesia akan betapa semangatnya para pejuang memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini.
Komentar
Posting Komentar